Tuesday, August 25, 2009

Asia Produksi 10 Juta Mobil Murah pada 2020

Asia diprediksi akan menjadi kawasan yang memproduksi mobil murah hingga mencapai 10 juta unit per tahun pada 2020. Hal tersebut disampaikan Direktur Otomotif dan Transportasi Asia Pasifik Frost and Sullivan, Vivek Vaidya, pada acara Proyeksi Penjualan Otomotif Indonesia 2009 yang dilaksanakan perusahaan konsultan tersebut di Jakarta, Selasa (20/1).

Menurut dia, China dan India telah memulai memproduksi mobil murah di Asia. Dalam waktu dekat investasi kedua negara tersebut akan ditingkatkan. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling cocok untuk menjadi tempat pengembangan mobil murah tersebut, ujar dia. Salah satu alasannya karena biaya produksi otomotif di Indonesia sangat murah dibanding negara Asia lainnya.

Menurut Vaidya, jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pasar yang menjanjikan bagi pengembangan mobil murah. Jumlah kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia masih kurang, karena dari 1.000 orang baru 25 yang memiliki kendaraan roda empat. "Jumlah kendaraan roda dua di Indonesia masih mendominasi, jumlahnya mencapai 26 juta unit. Karena itu, peluang untuk pengembangan mobil murah sangat besar," katanya.

Selain itu, ia mengatakan, Indonesia dapat menjadi pemasok mobil murah bagi empat "imaging market", yakni China, India, Brasil, dan Rusia.

Ia menambahkan selain tren mobil murah, "eco car" juga mulai berkembang di Asia, termasuk dengan Asia Tenggara. "Thailand sudah memulainya lebih dulu. Semakin ke sini perhatian terhadap lingkungan akan semakin besar, karena itu penggunaan bahan bakar alternatif akan semakin besar," tambah Vaidya.

Namun demikian, ia mengatakan, desain mobil di masa mendatang tetap akan disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing negara. Seperti halnya dengan spesifikasi mobil "eco car" dari Thailand akan terlalu tinggi bagi Indonesia, sehingga tidak dapat dipasarkan di Indonesia.

"Mereka menetapkan standar tinggi seperti euro IV dan standar keamanan Eropa. Sehingga perlu penyesuaian jika dimasukan ke Indonesia," ujar dia.

Mobil Murah Tata Nano

Masih ingat mobil Tata Nano produksi India yang cukup menggemparkan dunia karen harganya yang cuma sekitar Rp. 25.000.000,-?

Sepertinya Tata Nano tidak hanya mau dianggap sebagai mobil murah saja tetapi juga ramah lingkungan dengan mengeluarkan model terbaru mereka.

Model terbaru Tata Nano akan menggunakan teknologi mesin dari udara yang dikompres yang akan mengurangi gas karbondioksida sampai 2/3 dibandingkan dengan mobil biasa atau dengan kata lain, mobil ini ramah lingkungan dan tidak polusi.

Masih menurut sumber yang sama, dengan uang sekitar US$ 3,00 saja, mobil ini dapat berjalan sejauh 200 km. Wow!!!

Oh iya, kami juga dengar katanya Tata Nano akan masuk ke Indonesia, senang dan sedih karena tidak bisa dibayangkan betapa semakin macetnya Jakarta.

Mobil Murah di Indonesia

ANGAN-Angan masyarakat Indonesia untuk bisa memiliki mobil murah, nampaknya masih jauh dari harapan. Pasalnya sejumlah produsen mobil Indonesia masih ragu untuk memproduksi mobil murah karya anak bangsa.
Hal tersebut terungkap dalam Seminar Nasional Otomotif “Merebut Posisi Puncak Pasar Otomotif Asean” yang dilaksanakan Forum Wartawan Industri (Forwin) di Departemen Perindustrian baru-baru ini.
Pada kesempatan itu, Presiden Direktur PT Indomobil Sukses International Tbk Gunadi Sindhuwinata menilai produksi mobil murah di Indonesia masih perlu studi kelayakan pasar.
Karena menurutnya, menciptakan low cost car belum tentu bisa masuk ke pasar mengingat daya beli masyarakat saat ini. “Apakah dalam kondisi seperti ini masih akan terbeli dan apakah secara bisnis akan feasibel,” kata dia.
Ia menambahkan, jika ingin meniru India yang memproduksi mobil Tata Nano, principal mobil harus melakukan kajian lebih lanjut. Sebab menurutnya, nano car tidak lebih dari bajaj ditambah satu roda, dan di sana sudah disesuaikan dengan level pendapatan perkapita dan karakter konsumennya.
Gunadi menilai lebih baik mengembangkan industri yang sekarang sudah ada dan meningkatkan daya saing. “Nantinya ketika pendapatan perkapita naik, maka sudah siap menerima konsumen yang siap membeli mobil dengan harga tinggi,” ujarnya
.
BELUM TERGARAP
Sementara itu di tempat yang sama, Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Johnny Darmawan mengungkapkan kebutuhan pasar sebanyak 600 ribu unit mobil murah belum tergarap produsen mobil di Indonesia.
“Ini tantangan buat Indonesia, sebanyak 300 ribu - 600 ribu unit pasar mobil murah belum terisi,” kata Johnny.
Menurutnya, pasar mobil murah seharga Rp 40 juta - Rp 70 juta di Indonesia belum ada yang menggarap. Sedangkan di India, pasar mobil murah telah tergarap dengan diluncurkannya mobil Tata Nano seharga Rp 23 juta.
“Toyota, Daihatsu, dan Suzuki sebagai agen tunggal pemegang merek telah konsisten berinvestasi membangun pusat produksi di Indonesia untuk jenis MPV dan low cost car, bahkan berhasil diekspor,” ujarnya.
Mobil murah memang tengah disiapkan pemerintah dan akan bekerja sama dengan beberapa produsen otomotif yang sudah ada di Indonesia. Saat ini sedang dalam tahap pembangunan model (prototipe) mesin yang juga hendak dikompilasi dengan ramah lingkungan (eco car).
Johny juga mengungkapkan para pengembang mobil murah (low cost car) mempertanyakan kebijakan pemerintah terkait insentif. “Pemerintah harus mematangkan konsep ini,” tandasnya